The Arrest of Pangeran Diponegoro
The Arrest of Pangeran Diponegoro, 1857
Raden Saleh melukis "The Arrest of Pangeran Diponegoro 1857" dengan pandangan berbeda dari Nicolaas Pieneman. Tidak ada bendera Belanda yang berkibar di atas kerumunan, dan lukisan Saleh menampilkan suasana yang gelap dan suram. Saleh menggambarkan Diponegoro berdiri di depan pegunungan dan lanskap gersang. Sikap kaku sang pangeran diartikan sebagai kemarahan dan tantangan terhadap Jenderal De Kock. Cucu buyut Saleh, George H. H. Hundeshagen, menginterpretasikan sikap tegas pangeran itu sebagai kemarahan dan tantangan terhadap De Kock.
Lukisan ini menggambarkan Pangeran Diponegoro, pemimpin perlawanan Jawa terhadap Belanda, berhadapan dengan Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock. Dalam lukisan karya Raden Saleh ini, Diponegoro ditempatkan pada posisi yang sama dengan de Kock. Saleh juga menempatkan unsur Jawa yang diwakili oleh pakaian yang dikenakan oleh pengikut Diponegoro di sisi kanan lukisan, yang merupakan sisi yang dianggap lebih penting dalam tatanan ruang Jawa. Ini menunjukkan bahwa Saleh ingin menempatkan Diponegoro dalam posisi yang lebih penting daripada de Kock.
Cucu buyut Saleh, George H. H. Hundeshagen, berpendapat bahwa lukisan tersebut memiliki dua makna: makna permukaan yang tampak bagi penonton Belanda, yaitu penyerahan Diponegoro, dan pesan perlawanan yang "terselubung" untuk orang Jawa. Namun, diragukan apakah banyak orang Jawa yang bisa melihat lukisan Saleh pada tahun 1857 (atau bahkan sebelum 1978) dan membentuk interpretasi ini karena lukisan tersebut dikirim ke Belanda setelah selesai.
Informasi Lukisan
- Tahun 1857
- Pelukis Raden Sarief Bastaman Saleh
- Bahan Kanvas, Cat Minyak
- Sumber Direktorat Pelindungan Kebudayaan
- Visit Website